https://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/issue/feedUlumul Qur'an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir2024-10-15T07:30:58+00:00Zaky Mumtaz Ali, S.S.I., M.A.zakymumtazali@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir</strong> [E-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1610941992&1&&" target="_top" rel="noopener">2774-6496</a>, P-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613645849&1&&" target="_top" rel="noopener">2775-5169</a>] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur'anic studies and its interpretation that are relevant to the situation and conditions of modern society. Particular attention is paid to the works dealing with:</p> <ul> <li>Qur’anic Studies</li> <li>Qur’anic sciences</li> <li>Living Qur'an</li> <li>Classical and Contemporar Tafsir</li> <li>Methodology of Qur’an and Tafsir studies</li> </ul> <p><strong>Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir</strong> [E-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1610941992&1&&" target="_top" rel="noopener">2774-6496</a>, P-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613645849&1&&" target="_top" rel="noopener">2775-5169</a>] Publishes twice in the year (March and September) by Qur’anic and Tafsir Studies Programme at <strong>Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Quran, Bogor.</strong></p> <p>The Editor accepts manuscript researchers, lecturers, students, practitioners, and others that have never been published and published in other media. The article was written with the lenguage of English, Arabic, or indonesia. Papers must be typed in one-helf spaced on A4-paper size with Times New Arabic.</p>https://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/356Implementasi Beauty Standard Perempuan pada Siswa Sekolah Menengah Atas 2024-08-14T03:19:22+00:00Abdul Ghoniabdul.ghoni@stiudialhikmah.ac.idZahra Zahira Ramadhinazahrazahirar11@gmail.com<p>Kecantikan pada umumnya sangat identik dengan representasinya secara fisik, oleh karena itu sangat diperlukan untuk menggali nilai-nilai agar ditemukan standar kecantikan yang lebih komprehensif. Salah satunya merujuk kepada al-Qur’an sebagai sumber nilai yang mulia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>mixed methods</em> yang menggabungkan antara penelitian kualitatif untuk menggali nilai-nilai al-Qur’an yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif untuk melihat tingkat implementasi terhadap standar kecantikan yang ada. Penelitian kuantitatif dilakukan dalam kerangka penggunaan metode Living Quran. Objek penelitian ini adalah siswa tingkat pendidikan menengah atas yang merepresentasikan lembaga pendidikan Islam berasrama dan non asrama serta lembaga pendidikan umum. Adapun temuan dari penelitian ini adalah bahwa lembaga pendidikan berasrama memiliki tingkat implementasi tertinggi dalam hal standar kecantikan fisik dan akhlak. Adapun lembaga pendidikan Islam non asrama memiliki implementasi tertinggi dalam standar kecantikan dalam segi keimanan. Sementara lembaga pendidikan umum memiliki tingkat implementasi terendah dalam standar kecantikan secara fisik. Hal signifikan yang menjadi temuan dalam penelitian ini adalah bahwa faktor peraturan di sekolah memiliki korelasi yang sangat signifikan sebasar 0,005 terhadap implementasi standar kecantikan dalam keimanan, akhlak dan fisik. Dengan demikian lembaga pendidikan hendaknya memiliki aturan yang cukup baik dalam penerapan standar kecantikan yang komprehensif sesuai dengan ajaran Islam.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Abdul Ghoni Ghonihttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/373Konsep Mental Block Perspektif Al-Qur’an (Analisis Penafsiran Surah Al-Insyirah dan Teori Logoterapi Victor E. Frankl)2024-10-15T07:30:58+00:00Fitriani Fitrianifitrianiarifin27@gmail.comLukman Hakimjudge270502@gmail.comAbu Bakar Yamaniabubakaryamani@yahoo.com<p>Al-Qur'an menekankan pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan manusia serta perlunya ketenangan jiwa, keteguhan hati, dan keseimbangan emosional dalam menghadapi tantangan hidup. Hal ini mendorong pentingnya pendekatan psikologi dalam proses penafsiran Al-Qur'an. Psikologi menghindari kesalahpahaman dalam memahami perilaku manusia. Artikel ini membahas mengenai salah satu kondisi psikologis pada era kontemporer yakni mental block prespektif al-Qur’an pada surah al-Insyirah dengan menggunakan teori logoterapi. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library research) yang menghasilkan beberapa kesimpulan yakni, konsep mental block yang diisyaratkan pada surah al-Insyirah dapat ditangani dengan rasa optimis dan berpikir positif, sabar dan bekerja keras, serta senantiasa bertawakkal kepada Allah. Hal ini kemudian sejalan dengan teori logoterapi. Pertama, Konsep Will to Meaning (keinginan akan makna). Hal ini yang mendorong pentingnya sikap optimis yang diisyaratkan pada awal surah al-Insyirah dalam menghadapi segala tantangan dalam menjalani kehidupan. Kedua, Konsep Meaning in life (Makna Hidup), dalam surah al-Insyirah ditafsirkan bahwa dalam situasi sulit ada juga peluang untuk menemukan jalan keluar. Masalah yang dihadapi akan mendorong untuk berpikir positif mencari solusi, dan pada akhirnya akan membuat mereka menjadi lebih dinamis. Ketiga, Konsep Freedom of will (Kebebasan Berkehendak) dalam surah al-Insyirah kebebasan berkehendak tidak hanya berarti memiliki kebebasan untuk membuat pilihan, tetapi juga bertanggung jawab atas pilihan tersebut serta mengandalkan Allah dalam setiap langkahnya.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fitrianihttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/295Analisis Fenomena Berpacaran Perspektif Surah Al-Isra Ayat 32 dan Al-Hujurat Ayat 132024-09-06T07:43:44+00:00Muhammad Khairul Fatihinkhairulfatihin911@gmail.comYogi Sopian Haris2308052039@webmail.uad.ac.idJauhar Hattajauhar.hatta@uin-suka.ac.id<p><strong> </strong>Zaman modern yang serba terbuka seperti saat ini, fenomena berpacaran telah menjadi sesuatu yang sangat lazim dan dianggap lumrah oleh banyak kalangan, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Namun, dari sudut pandang agama Islam, fenomena berpacaran ini perlu dikaji secara mendalam dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting yang sejalan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam Penelitian ini mengkaji fenomena berpacaran dari perspektif Islam, khususnya berdasarkan Surah al-Isra' ayat 32 dan Surah al-Hujurat ayat 13. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa berpacaran memiliki beberapa aspek problematik, antara lain: potensi mendekati zina, bertentangan dengan prinsip menjaga kehormatan diri, dan tidak sesuai dengan konsep kemuliaan manusia dalam Islam yang didasarkan pada ketakwaan. Penelitian ini juga mengkaji pandangan hukum Islam terhadap berpacaran, yang tidak dikenal sebagai hubungan yang sah. Sebagai alternatif, Islam menawarkan konsep ta'aruf dan pernikahan sebagai cara yang dibenarkan dalam menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan. Kesimpulannya, umat Muslim dianjurkan untuk menghindari praktik berpacaran dan mengikuti tuntunan syariat dalam menjalin hubungan, demi menjaga kesucian diri dan mencapai kemuliaan di hadapan Allah SWT.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 muhammad kahirul fatihinhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/307Analisis Linguistik Dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi Ayat 19 (Studi Semantik)2024-09-06T07:39:49+00:00Lailatul Masrurolailatulmasruro1809@gmail.comNasiruddin Nasiruddinnasiruddin.mpd@uin-suka.ac.id<p>Surah Al-Kahfi ayat 19 menceritakan tentang dibangunkannya mereka dari tidurnya oleh Allah SWT. Penelitian bertujuan untuk menelaah QS. Al-Kahfi ayat 19 dengan pendekatan semantik pada QS. Al-Kahfi ayat 19 mencakup makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual dari kata-kata yang terdapat dalam ayat ini yang perlu diinterpretasikan dengan tepat dan mendalam. Penelitian ini dikaji dengan metode penelitian studi literatur guna memudahkan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah dari tujuh lafaz Q.S Al-Kahfi ayat 19 yang ditelaah, jenis makna yang digunakan oleh para mufasir adalah <em>al-ma’na al-asasi aw al-markazi, al-ma’na al-‘idha</em><em>fi, and al-ma’na al-us</em><em>}</em><em>lubi</em>. Relasi makna antara lafaz-lafaz dalam al-Qur’an dengan tafsirannya terjadi dalam satu macam relasi, yaitu <em>al-taraduf</em> atau sinonim.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Lailatul Masrurohttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/342Menelisik Living Quran pada Ormas: Tradisi Sima’an dan Tadabbur Majelis Wening Ati di Desa Kebonan Boyolali2024-07-13T23:50:21+00:00Rosyid Munawarrosyid.mnwr@gmail.comRifki Hirzumaula MuhammadRifki_hirzumaula23@mhs.uinjkt.co.idHasani Ahmad Saidhasaniahmadsaid@uinjkt.ac.id<p>Al-Quran beserta interaksinya dengan khalayak masyarakat muslim secara umum di berbagai wilayah memungkinkan adanya berbagai macam respons maupun perlakuan yang beragam. Bahkan banyak fenomena di kalangan masyarakat dalam menerapkan al-Quran di konteks keseharian baik dalam bentuk tradisi maupun kebiasaan yang didasari oleh al-Quran itu sendiri. Salah satu dari beragamnya fenomena tersebut adalah majelis Wening Ati, yang merupakan forum dakwah di bawah gerakan Tarbiyah yang di dalamnya menerapkan penghidupan al-Quran pada kehidupan keseharian (<em>Living Quran</em>) dalam bentuk sima'an hafalan dan <em>tadabbur</em> ayat al-Quran yang bersifat wajib di setiap pelaksanaan majelis tersebut. Kegiatan <em>sima'an</em> dan <em>tadabbur</em> pada majelis Wening Ati, yang apabila dilihat konstruksinya menggunakan teori Konstruksi Sosial oleh Berger dan Luckman maka akan mengarah kepada tiga aspek dialektika: <em>Objective Reality, Symbolic Reality</em> dan <em>Subjective Reality.</em> Objective reality dalam konstruksi pemahaman adalah keyakinan bahwa al-Qur'an merupakan sumber berkah. Lalu ada ekspresi simbolik dari keyakinan tersebut (<em>Symblolic reality</em>) berupa melakukan <em>sima'an </em>dan <em>tadabbur</em> al-Quran. Sedang pada <em>Subjective Reality,</em> dengan dilaksanakannya <em>sima'an</em> dan <em>tadabbur</em> pada kegiatan majelis tersebut maka akan didapatkan barakah di sepanjang kegiatan tersebut berlangsung.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 rosyid munawar, Rifki Hirzumaula Muhammad, Hasani Ahmad Saidhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/340Epistemology of Interpretation of Women's Leadership Verses in the Qur'an ( Comparative Study of Tafsir Al-Ibriz and Tafsir Al-Mishbah )2024-09-06T07:11:01+00:00Achmad Amry Zumaro A'laa Amryachmadamry03@gmail.com<p>The epistemology of interpretation critically analyzes the foundation of the theory of knowledge in interpretation. This study examines the sources, methods, and validity of interpretation, focusing on two mufassirs: Bisri Mustofa in Tafsir Al-Ibriz and Quraish Shihab in Tafsir Al-Mishbah. The research method employed is library research, with the interpretation of women's leadership verses as the object, using a descriptive-analytical approach. The author analyzes these verses and epistemological theories as analytical tools. The results reveal the epistemological structure of the two mufassirs: First, the source of interpretation: Bisri Mustofa relies on intellect (ra'yu), while Quraish Shihab uses Qur'anic texts, hadith, opinions of scholars and scientists, reason (ra'yu), and historical data. Second, the methodology of interpretation: both mufassirs use the tahlili (analysis) method; however, Bisri Mustofa adopts a textual approach, whereas Quraish Shihab adopts a more contextual approach. Third, the validity of interpretation: in terms of coherence, both interpretations maintain consistency; in terms of correspondence, Bisri Mustofa's interpretation lacks relevance to the contemporary reality, while Quraish Shihab's interpretation is more aligned with societal realities. Pragmatically, Bisri Mustofa's textual interpretation contributes inadequately to societal issues, whereas Quraish Shihab's contextual approach provides more significant contributions in addressing societal problems.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Achmad Amry Zumaro A'laa Amryhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/333Living Qur'an sebagai Cerminan Praktik Keagamaan: Analisis Fenomena Sosial dan Normatif2024-09-06T07:27:12+00:00Muhamad Annas Annasmuhamad_annas23@mhs.uinjkt.ac.idRio Dwi Saputrario_dwi23@mhs.uinjkt.ac.idHasani Ahmad Saidhasaniahmadsaid@uinjkt.ac.id<p>Penelitian tentang Living Qur'an adalah salah satu pendekatan penelitian modern yang membutuhkan dukungan untuk memperkuat statusnya sebagai salah satu proses ilmiah dalam bidang Ilmu Al-Qur'an. Metode ini berasal dari fenomenologi, yang berfokus pada fenomena sosial sebagai subjek penelitian. Selain itu, nilai-nilai normatif Al-Qur'an harus dipertahankan dalam proses ini agar hasil penelitian Living Qur'an sejalan dengan fungsi Al-Qur'an itu sendiri. Untuk menghindari hasil penelitian yang bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur'an, penelitian ini menekankan pentingnya mengacu pada teks Al-Qur'an.</p> <p>Living Qur'an menempatkan gejala sosial sebagai objek penelitian, yang memungkinkan untuk memahami Al-Qur'an dengan cara yang berbeda dari teksnya. Setelah penelitian selesai, hasilnya dapat dinilai apakah implementasi fenomena sosial Al-Qur'an sesuai dengan teks atau tidak. Jika hasilnya sejalan dengan Al-Qur'an, penelitian dapat dianggap selesai; jika tidak, penelitian harus dilanjutkan dengan menggunakan Living Qur'an untuk menyempurnakan implementasi Al-Qur'an. Artikel ini juga membahas cara mengidealisasikan metode dengan menggabungkan Living Qur'an dengan penelitian teks yang terkait dengan objek penelitian. Disarankan juga untuk menggabungkan penggunaan Living Qur'an sebagai metode untuk mengenali fenomena sosial yang terjadi di sekitar subjek penelitian.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> <em>Model, Living, Al-Qur’an, Sosial</em></p> <p><em> </em></p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhamad Annas Annas, Rio Dwi Saputra, Hasani Ahmad Saidhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/344Tawazun Sebagai Prinsip Moderasi Beragama Perspektif Mufassir Moderat2024-09-12T08:31:50+00:00Azalia Wardha Azizazaliawardha@gmail.comErviana Iradah Ulyaervianairadah@gmail.com<p>Moderasi beragama merupakan instrumen penting bagi umat beragama dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi umat Islam. Namun instrumen tersebut, saat ini seringkali dilalaikan dan tidak dianggap penting. Salah satunya keseimbangan atau tawazun sebagai prinsip moderasi beragama. Urgensi tawazun juga tersirat dalam sumber utama rujukan Islam yaitu al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan mengungkap makna keseimbangan atau tawazun dalam al-Qur’an dari penafsiran beberapa mufassir moderat terhadapnya. Mufassir moderat yang digunakan yaitu Wahbah al-Zuhaili, Buya Hamka dan M. Quraish Shihab. Beberapa ayat al-Qur’an mengenai tawazun yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu surah <em>al-Qas</em><em>}</em><em>as</em><em>}</em> (28);77 dan surah <em>al-Rah</em><em>}</em><em>ma</em><em>></em><em>n </em>(55):7-9. Penelitian ini termasuk ke dalam kategori deskriptif kualitatif, dengan pendekatan tafsir <em>maud</em><em>}</em><em>u</em><em>></em><em>’i</em>. Analisis tawazun terhadap penafsiran perspektif mufassir moderat menghasilkan, bahwa tawazun merupakan keseimbangan dalam urusan dunia dan akhirat. Hal tersebut berdasar pada prinsip tawazun dalam al-Qur’an, untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, berbuat baik dan jangan berbuat kerusakan di bumi serta berbuat keadilan dan seimbang. Prinsip tawazun dalam al-Qur’an juga menghadirkan beberapa unsur yang dapat diimplemantasikan dalam kehidupan beragama, yaitu menjaga keseimbangan hidup duniawi dan ukhrawi, duniawi sebagai sarana mencapai ukhrawi, pemenuhan hak kepada Allah SWT dan setiap orang, senantiasa berbuat baik dan sikap tidak berlebihan terhadap sesuatu.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Tawazun, al-Qur’an, Moderasi Beragama, Moderat</em></p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Azalia Wardha Aziz, Erviana Iradah Ulyahttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/274Munasabah dalam Surah Al-Waqi'ah (Studi Tafsir Al-Misbah Karya M.Quraish Shihab)2024-09-06T07:42:46+00:00Noval Setiawansetiawannoval974@gmail.comZaeef Luqmanul Muqtashidzaeefluqman@gmail.com<p>Munasabah dalam Al-Qur’an menjadi salah satu cabang ilmu dapat diketahui hikmah relasi antar ayat. Munasabah dalam Al-Qur’an dapat ditemukan dengan beberapa bentuk ragam dan pola yang kemudian membentuk keutuhan makna pada suatu ayat. Tafsir yang digunakan adalah <em>Tafsir Al-Misbah</em>, karena tafsir ini merupakan salah satu tafsir yang mengungkapkan adanya Munasabah dalam Al-Qur’an. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Munasabah surah Al-Waqi’ah menurut M.Quraish Shihab dalam <em>Tafsir Al-Misbah.</em> Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis isi kandungan surah Al-Waqi’ah menurut M.Quraish Shihab pada Tafsir Al-Misbah dalam tinjauan ilmu Munasabah<em>.</em> Penelitian ini berbentuk penelitian pustaka (<em>library research</em>). Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis yang digunakan untuk menganalisis Munasabah antar ayat QS. Al-Waqi'ah dalam <em>Tafsir</em> <em>Al-Misbah</em>. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwasanya Munasabah surah Al-Waqi'ah dalam Tafsir Al-Misbah tidak hanya menggambarkan keadaan manusia pada hari kiamat, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan perbuatan mereka di dunia. Surah ini memperkuat pemahaman bahwa rezeki dari Allah tidak terbatas pada kekayaan materi, melainkan juga mencakup anugerah spiritual dan sosial.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Noval Setiawanhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/257Sarana dan Prasarana Belajar Dalam Pandangan Al-Qur’an2024-06-03T00:45:21+00:00Nur Amalina Wafi' Azizahnuramalinawafiazizah@gmail.com<p>Penelitian menjelaskan mengenai sarana dan prasarana belajar dalam pandangan Al-Qur’an. Pendidikan adalah salah satu tonggak kemajuan negara yang berfungsi untuk meningkatkan SDM. Pendidikan di Indonesia telah diatur melalui UU RI No. 20 tahun 2003 BAB II Pasal 3 yang membahas mengenai fungsi Sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Pendidikan Islam bertujuan mencetak pribadi-pribadi Muttaqin. Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena jika kedua hal ini tak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan tercapai dengan hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana, Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar di sekolah. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian library research (studi kepustakaan). Sarana dan Prasarana Pendidikan bisa dijelaskan dari beberapa ayat-ayat Al-Qur’an beserta penjelasannya, serta menganalisisnya. Ruang lingkup sarana dan prasarana ada proses-proses yang efektif yakni perencanaan sarana prasarana, pengadaan sarana dan prasarana, pendistribusian sarana prasarana, inventarisasi sarana prasarana, pendayagunaan sarana prasarana, pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan sarana dan prasarana.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nur Amalina Wafi' Azizahhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/341Kaligrafi Sebagai Implementasi Living Qur'an di SD IT Darul Quran Mulia Bogor2024-09-06T07:41:45+00:00Fauzan Ashar Nur Hudamasfauzan3@gmail.comMuhammad Iqbal Shidiqmuhammad_iqbalshidiq23@mhs.uinjkt.ac.idHasani Ahmad Saidhasaniahmadsaid@uinjkt.ac.id<p>Tulisan ini menjelaskan pemanfaatan kaligrafi ayat-ayat al-Qur'an sebagai elemen dekoratif pada lingkungan belajar Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Quran Mulia Bogor, sebagai bentuk praktik <em>Living Qur'an</em>. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologis dan kerangka teori interaksionisme simbolik serta behavioristik, studi ini mengungkap bahwa kaligrafi tidak hanya berperan sebagai ornamen estetik, melainkan juga berfungsi sebagai artefak kultural yang mengukuhkan identitas Islami sekolah. Selain itu, kaligrafi juga berperan sebagai medium pembelajaran yang memperkaya pengalaman siswa dalam seni kaligrafi serta memperkuat internalisasi nilai-nilai agama. Temuan ini mengindikasikan potensi kaligrafi sebagai perangkat pedagogis yang efektif dalam konteks pendidikan Islam dan praktik <em>Living Qur'an</em>.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fauzan Ashar Nur Huda, Muhammad Iqbal Shidiq, Hasani Ahmad Saidhttps://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/237Al Qur’an dalam Praktik Sosial: Hafidzah Sebagai Agen Transformasi2024-09-06T07:37:09+00:00AM Ismatullohabyaisha@gmail.comMasngudi Masngudimasngudi21@gmail.comAniroh Anirohanirotulmunawwaroh@gmail.comZarahtul Jannahabyaisha@gmail.com<p>This research is a study of the living Qur'an, discussing the tradition of reading the Qur'an through semaan activities carried out in Majenang District, Cilacap Regency. In this case, the hafidzah in Majenang District routinely carry out the semaan tradition continuously and periodically from one assembly to another. In this living Qur'an research, the discussion is more focused on how the semaan procession is carried out by hafidzah and what the motives and meaning of the semaan tradition are for the actors/performers of the action. In this case, the actors/perpetrators of this action are the hafidzah students in general, the listeners and the general public. This research uses a qualitative descriptive method with a sociological approach. The data collection techniques that researchers used in this research were participant and non-participant observation, interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis used is descriptive-explanatory analysis, apart from making it easier for researchers to explain the content of the discussion, it is also so that they can find out the reasons for the tradition of memorizing the Koran by hafidzah. So that the background, procession, motifs and meaning of the Semaan tradition can be known.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AM Ismatulloh, Masngudi Masngudi, Aniroh Aniroh, Zarahtul Jannah