Ulumul Qur'an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ
<p><strong>Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir</strong> [E-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1610941992&1&&" target="_top" rel="noopener">2774-6496</a>, P-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613645849&1&&" target="_top" rel="noopener">2775-5169</a>] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur'anic studies and its interpretation that are relevant to the situation and conditions of modern society. Particular attention is paid to the works dealing with:</p> <ul> <li>Qur’anic Studies</li> <li>Qur’anic sciences</li> <li>Living Qur'an</li> <li>Classical and Contemporar Tafsir</li> <li>Methodology of Qur’an and Tafsir studies</li> </ul> <p><strong>Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir</strong> [E-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1610941992&1&&" target="_top" rel="noopener">2774-6496</a>, P-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613645849&1&&" target="_top" rel="noopener">2775-5169</a>] Publishes twice in the year (March and September) by Qur’anic and Tafsir Studies Programme at <strong>Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Quran, Bogor.</strong></p> <p>The Editor accepts manuscript researchers, lecturers, students, practitioners, and others that have never been published and published in other media. The article was written with the lenguage of English, Arabic, or indonesia. Papers must be typed in one-helf spaced on A4-paper size with Times New Arabic.</p>en-US[email protected] (Zaky Mumtaz Ali, S.S.I., M.A.)[email protected] (Zaky Mumtaz Ali)Tue, 31 Oct 2023 14:17:54 +0000OJS 3.2.1.2http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Resepsi Peran Orangtua dalam Penanaman Karakter Anak
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/161
<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh era digital yang berdampak negatif pada proses penanaman karakter positif kepada anak. Salah satu pihak yang memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak adalah orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kesesuaian realitas penanaman karakter yang dilakukan orangtua terhadap anaknya dengan ayat-ayat al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan <em>mixed methods</em> yang menggabungkan antara metode kualitatif dengan metode tafsir tematik yang mengacu kepada tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dan metode kuantitatif yang digunakan dalam menerapkan metode penelitian Living Quran. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada beragam cara bagaimana orangtua menanamkan karakter kepada anak dalam al-Qur’an baik dari sisi cara maupun isi pesan penanaman karakter yang hendak disampaikan. Di antaranya adalah bagaimana orangtua menjadi teladan yang baik dan menyampaikan nasihat. Dari sisi kandungan di antaranya adalah penanaman tauhid, berbakti kepada orangtua dan melakukan kebaikan Adapun hasil studi Living Quran menunjukkan bahwa isi nasihat agar anak berbakti kepada orangtua dan komitmen terhadap nilai tauhid memiliki tingkat resepsi yang paling tinggi dengan presentase 40% ke atas. Namun yang patut menjadi perhatian adalah penanaman karakter kepada anak melalui keteladanan menjadi indikator dengan tingkat resepsi yang paling rendah, dengan persentase sebesar 24%.</p>Sulistian Anjani, Abdul Ghoni Ghoni
Copyright (c) 2023 Abdul Ghoni Ghoni, Sulistian Anjani
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/161Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Islam Wasatiyyah dalam QS. Al-Baqarah [2]:143 Perspektif Hermeneutika Ma'na-cum-Magza
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/141
<p>Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa konsep Islam <em>wasat}iyyah </em>yang muncul di ruang umum diasumsikan berasal dari kalimat <em>ummatan wasat}an</em> dalam QS. Al-Baqarah [2]:143. Jenis penelitian ini adalah studi pustaka dengan sumber primer berupa ayat al-Qur’an surah al-Baqarah [2]:143. Data sekunder bersumber dari tafsir Jala>lain, tafsir Ibni Katsir dan beberapa jurnal maupun tulisan yang berkaitan dengan QS. Al-Baqarah [2]:143. Artikel ini menggunakan pendekatan hermeneutika <em>ma’na>-cum-magza></em>. Prinsip yang dibangun dalam hermenutika <em>ma’na>-cum-magza></em> dalam penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan makna historis, signifikansi historis, dan signifikansi dinamis dari QS. Al-Baqarah [2]:143. Hasil penelitian ini berupa, <em>pertama</em>, Allah menjawab keraguan umat Islam tentang iman dan ibadah mereka sebelum kiblat dipindah dari Baitul Maqdis menuju Makkah. <em>Kedua</em>, sebagai penegasan bahwa penyatuan kiblat umat Islam adalah bentuk kesatuan iman sesama umat Islam. <em>Ketiga</em>, penegakan keadilan dengan etika <em>tawasut</em>} dan <em>ta’addul</em> merupakan bagian terpenting dalam konsep Islam <em>wasat}iyyah </em>dalam lingkup sosial-keagamaan di Indonesia. Pada akhirnya, etika <em>tawasut</em> dan <em>ta’addul</em> merupakan prinsip etika yang secara kontekstual sangat dibutuhkan di Indonesia.</p>Ilham Akbar Habibie
Copyright (c) 2023 ilham akbar habibie ilham
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/141Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Konsep Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Tafsir Ibnu Katsir
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/143
<p>Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya berbagai tafsiran mengenai konsep pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pendidikan Islam dalam Al-Qur’an perspektif tafsir Ibnu Katsir. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yakni pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kepustakaan serta tafsir tematik. Kemudian data dihimpun dari berbagai sumber yang relevan seperti Al-Qur’an, buku, dan artikel ilmiah yang selanjutnya dilakukan proses validasi data dengan cara mengumpulkan, membaca, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, tafsir Ibnu Katsir sangat relevan dalam membahas konsep pendidikan Islam; kedua, himpunan ayat yang membahas pendidikan Islam yaitu Q.S Al-Maidah: 67, Q.S An-Nahl: 125, Q.S An-Nahl: 125, Q.S Al-Baqarah: 31-32; Q.S Luqman: 11-19; ketiga, konsep pendidikan Islam perspektif Tafsir Ibnu Katsir terdiri dari beragam indikator seperti manusia sebagai pelaku pendidikan Islam, tauhid berperan penting dalam keberhasilan pendidikan Islam, metode dalam pendidikan Islam harus dilakukan secara baik dengan keteladanan dan nasihat sehingga dapat terinternalisasi dalam kehidupan, pendidikan Islam berperan penting dalam membentuk pribadi Islami, dan setiap muslim berkewajiban menuntut ilmu sepanjang masa. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa memahami konsep pendidikan Islam harus bersumber dari Al-Qur’an yang mana tauhid sebagai inti ajarannya dan ilmu-ilmu keislaman sebagai pendukungnya.</p>Raihani Salma Amatullah, Apri Wardana Ritonga, Pitriyani Pitriyani, Nabila Aulia Nursalma, Desriliwa Ade Mela
Copyright (c) 2023 Raihani Salma Amatullah, Apri Wardana Ritonga, Pitriyani Pitriyani, Nabila Aulia Nursalma, Desriliwa Ade Mela
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/143Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Telaah Sumber Rujukan Pada Kisah Ashab al-Qaryah [Qs. Yasin [36]: 13-30] Perspektif Bisri Musthofa
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/147
<p>Kisah Ashab al-Qaryah merupakan salah satu kisah yang terdapat dalam surah Yasin. Dalam tafsir <em>al-Ibri</em><em>z</em>, kisah ini digambarkan dengan menghadirkan dialog antar tokoh dalam inti kisah. Walau disajikan dalam bentuk alur kisah yang saling bersambung antar ayat, dalam penafsirannya, Bisri tidak memasukkan sumber rujukan langsung pada teks kitab. Tidak adanya sumber rujukan yang dikutip langsung dapat memungkinkan para pembaca kitab tafsir ini bertanya-tanya perihal sumber rujukannya. Penelitian ini hadir dengan latar belakang karena hal tersebut yang kemudian difokuskan hanya pada ayat kisah Ashab al-Qaryah. Kajian ini merupakan kajian kepustakaan dengan dengan sumber utama yang digunakan berupa Al-Qur’an, kitab-kitab tafsir dan sumber-sumber lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam penafsiran Bisri terhadap kisah Ashab al-Qaryah pada surah Yasin sebagian besar merujuk dan paling banyak sesuai dengan tafsir <em>al-Kh</em><em>az</em><em>i</em><em>n</em> dibanding dengan dua kitab lain yang disebutkan dalam <em>muqaddimah</em> tafsirnya yakni tafsir<em> Jala</em><em>lain</em> dan tafsir <em>al-Baid</em><em>awi</em>.</p>Ida Fitri Nabila
Copyright (c) 2023 Ida Fitri Nabila
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/147Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Konsep Tartil dan Pengaruh Penerapannya dalam Membaca Al-Qur’an
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/164
<p>Umat Islam yang membaca al-Qur’an tidak selalu memperhatikan bacaan yang baik dan benar, sehingga tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang dibacanya itu. Artikel ini akan membahas kata <em>tarti>l </em>dengan tujuan untuk mengetahui penjelasan konsep dan penerapan <em>Tartil</em> menurut para mufassir, juga untuk mengetahui pengaruh <em>Tartil</em> di dalam membaca Al-Qur’an. Kajian ini ditulis menggunakan pendekatan metode penulisan kepustakaan <em>(library research).</em> Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dijadikan dari kajian ini, ditemukan beberapa hasil penemuan. Di antaranya, kata <em>Tartil </em>di dalam Al-Qur’an diartikan dengan: membaca Al-Qur’an dengan pelan, terorganisir dan tersusun dengan baik, sebaik-baik perkataan dan tulisan karena diucapkan dengan jelas dan indah, membacanya dengan penjelasan. Ditemukan juga konsep <em>Tartil</em> yang memberikan pemahaman bagaimana membaca Al-Qur’an yang baik, ditemukan bagaimana penerapan dalam mempelajari Al-Qur’an ataupun mengajarkannya.</p>Anas Mujahiddin, Muhamad Annas
Copyright (c) 2023 Muhamad Annas, Anas Mujahiddin
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/164Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000 Hakikat dan Tujuan Puasa dalam Perspektif Tafsir Sufi (Analisis Tafsir surah Al-Baqarah ayat 183-187)
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/166
<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat puasa yang tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 183-187. Dan dikaji melalui beberapa tafsir para ahli sufi. Bentuk penelitian ini adalah <em>library research</em> atau penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode tafsir tahlili, yang menerangkan arti ayat Al-Qur’an dari berbagai aspek, berdasarkan urutan ayat atau surah dalam mushaf, menonjolkan kandungan ayat, kesesuaian antar ayat, sebab-sebab turunnya dan hadits-hadist yang berhubungan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa hakikat puasa dalam surat al-Baqarah ayat 183-187 memiliki makna yang luas bagi umat Islam. Menurut para mufassir sufi, tujuan berpuasa bukan hanya untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi tujuan utama puasa adalah untuk merubah kualitas jiwa kita sehingga kita menjadi lebih terkendali dalam mengatur hawa nafsu, menghindari dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan mengutamakan akhirat daripada duniawinya. Puasa adalah salah satu pintu untuk meraih ketakwaan. Ketakwaan ini adalah “buah” dari puasa seorang hamba. Sesuai dengan Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 183.</p>Suryati Melani, Zaky Mumtaz Ali
Copyright (c) 2023 Suryati Melani, Zaky Mumtaz Ali
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/166Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Zakat Produktif dan Penyaluran Zakat dalam Perspektif Tafsir Al-Quran
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/168
<p>Zakat produktif adalah zakat yang digunakan melalui berbagai program dan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Penyaluran zakat secara produktif selama ini didasarkan pada sebuah hadis dari Abdullah Bin Umar dari Ayahnya, namun hadis itu bukan terkait dengan zakat produktif namun pemberian biasa. Maka diperlukan penelitian khusus untuk menentukan legitimasi hukum Islam terhadap zakat produktif yang sudah berlaku saat ini. Salah satunya dengan cara menggali hukum (<em>istinbat</em> hukum) dari Al-Quran dan tafsirnya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dengan metode penafsiran maudhu’i (tematik). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa zakat produktif bukanlah cara penyaluran zakat yang sesuai dengan tafsir QS At-Taubah ayat 60. Sedangkan Allah SWT dalam tafsir QS At-Taubah ayat 60 telah menetapkan bahwa tujuan zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan mustahik yang mendesak, bukan malah menjadi modal usaha apalagi untuk pengentasan kemiskinan yang dalam prakteknya zakat produktif terbukti tidak efektif dalam meningkatkan pendapatan mustahik atau mengentaskan kemiskinan mustahik. Sedangkan tugas pengentasan kemiskinan merupakan tugas pemerintah melalui serangkaian kebijakan, tidak hanya mengandalkan zakat.</p>Rachmad Risqy Kurniawan, Orvala Nu’aimah Azzahra
Copyright (c) 2023 Rachmad Risqy Kurniawan, Orvala Nu’aimah Azzahra
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/168Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Modifikasi Makna Bihijaratim Min Sijjil dalam Tafsir Al Azhar: Analisis Intertekstualitas Kristeva
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/172
<p><span style="font-weight: 400;">Penafsiran atas term </span><em><span style="font-weight: 400;">Sijjil</span></em><span style="font-weight: 400;"> sangat beragam mulai dari ulama tafsir klasik hingga modern. Mayoritas ulama menafsirkan term </span><em><span style="font-weight: 400;">sijjil </span></em><span style="font-weight: 400;">merujuk</span> <span style="font-weight: 400;">pada batu yang terbuat dari tanah dan dibakar. </span><em><span style="font-weight: 400;">Mufassir</span></em><span style="font-weight: 400;"> lainnya ada yang menafsirkan </span><em><span style="font-weight: 400;">sijjil </span></em><span style="font-weight: 400;">sebagai benih penyakit cacar. Penelitian ini berfokus pada telaah makna </span><em><span style="font-weight: 400;">bihijaratim min sijjil </span></em><span style="font-weight: 400;">dalam </span><em><span style="font-weight: 400;">Tafsir al-Azhar</span></em><span style="font-weight: 400;"> menggunakan pendekatan intertekstualitas Julia Kristeva sebagai pisau analisis. Adapun tujuan penelitian ini mencari hubungan antara </span><em><span style="font-weight: 400;">Tafsir al-Azhar</span></em><span style="font-weight: 400;"> Buya Hamka sebagai teks kutipan dan Tafsir Juz Amma karya Muhammad Abduh sebagai teks referensi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan intertekstual maka kitab </span><em><span style="font-weight: 400;">Tafsir al-Azhar</span></em><span style="font-weight: 400;"> memiliki transposisi korelasi teks dengan kitab Tafsir Juz Amma yang masuk dalam modifikasi yaitu menyesuaikan dan mentransfer serta memperluas atau mengembangkan penafsirannya. </span></p>Najwa Al Husda
Copyright (c) 2023 Najwa Al Husda
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/172Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000Netralitas Gender Terhadap Pola Asuh Anak Usia Dini Perspektif Qur’anic Parenting
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/155
<p>Pemberian peran sosial yang berbeda terhadap anak menjadi dasar sebuah keyakinan bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan. Parenting netralitas gender perspektif Al-Quran menjadi salah satu solusi untuk menghapus stereotip dan diskriminasi atas nama jenis kelamin. Tulisan ini akan mengulas tentang ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan netralitas gender, faktor dan implikasi netralitas gender perspektif Al-Quran. Kajian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka (library research). Adapun hasil dari penelitian ini adalah secara tidak langsung netralitas gender dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Quran terkait keadilan baik dalam arti sama, seimbang, atau memberikan hak-hak individu. Faktor pentingnya netralitas gender adalah untuk membangun mental pemberani dan percaya diri pada anak berdasarkan nilai-nilai Al-Quran. Anak akan merasa bebas mengekspresikan kemampuannya tanpa dibatasi jenis kelamin yang melekat pada dirinya namun tetap dalam koridor nilaikeIslaman. Adanya netralitas gender perspektif Al-Quran akan membantu anak terhindar dari stereotip, bebas marginalisasi dan bebas diskriminasi.</p>Farida Nu Afifah
Copyright (c) 2023 Farida Nu Afifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
http://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/view/155Tue, 31 Oct 2023 00:00:00 +0000